Pemkab Situbondo Minta Warga Tak Panik, Pasokan BBM Aman dan Normal

Rabu, 30 Juli 2025 | 15:20:05 WIB

SITUBONDO – Antrean panjang di SPBU Situbondo dalam beberapa hari terakhir mulai jadi perhatian publik. 

Warga tampak berlomba-lomba membeli BBM, sebagian bahkan membawa jerigen dan botol tambahan. 

Fenomena ini dipicu oleh kekhawatiran akan kelangkaan BBM, menyusul isu krisis di daerah tetangga seperti Jember.

Namun, Pemerintah Kabupaten Situbondo menegaskan: pasokan BBM di wilayah ini aman dan terkendali. Tidak perlu panic buying.

Wakil Bupati Situbondo, Ulfiyah—atau akrab disapa Mbak Ulfi—langsung angkat bicara merespons kepanikan yang merebak.

Dalam konferensi pers di Kantor Pemkab, Rabu (30/7/2025), ia menyampaikan bahwa suplai BBM dari Pertamina untuk Situbondo tidak terganggu.

“Pertamina sudah menjamin pasokan aman. Kami imbau warga tidak membeli BBM secara berlebihan, karena justru akan memperkeruh keadaan,” ujarnya.

Antisipasi: Tambahan Stok dan Aturan Baru

Untuk menenangkan masyarakat, Pemkab berencana mengajukan permintaan resmi kepada Pertamina agar mengirim tambahan BBM dari Surabaya dan Malang. Langkah ini diharapkan bisa meredam antrean dan kekhawatiran warga.

Tak hanya itu, Pemkab dan Pertamina juga akan menerbitkan Surat Edaran khusus yang melarang pembelian BBM dengan jerigen atau botol. 

Selain mencegah penimbunan, kebijakan ini juga bertujuan mengurangi risiko kebakaran akibat penyimpanan tidak sesuai standar.

“Sudah kami koordinasikan juga dengan Polres Situbondo untuk menyosialisasikan kebijakan ini ke masyarakat dan mengawal distribusi BBM agar lancar,” tambah Mbak Ulfi.

Warga Luar Kota Tak Bisa Dilarang, Tapi…

Mbak Ulfi juga mengakui bahwa antrean panjang di SPBU turut disumbang oleh kehadiran konsumen dari luar kota. 

Beberapa dari mereka tengah dalam perjalanan dan terpaksa mengisi BBM di Situbondo.

“Kami tidak bisa melarang mereka, tapi kami berharap warga lokal tetap bijak. Utamakan kepentingan bersama,” pesannya.

Sekolah Jalan Terus, Tak Perlu Sistem Daring

Salah satu kekhawatiran yang mulai beredar di masyarakat adalah kemungkinan terganggunya kegiatan sekolah. 

Namun Mbak Ulfi memastikan, aktivitas belajar-mengajar tetap berjalan tatap muka seperti biasa.

Sistem zonasi pendidikan di Situbondo dianggap sudah cukup efektif karena jarak antara rumah dan sekolah relatif dekat. 

Dengan demikian, kebutuhan BBM untuk antar-jemput juga tidak terlalu besar.

“Sekolah tetap normal. Tidak ada sistem daring. Zonasi sudah mempertimbangkan aksesibilitas siswa,” tegasnya.

Pesan Terakhir: Tenang dan Bijak

Melalui berbagai langkah preventif ini, Pemkab Situbondo berharap masyarakat tidak terpancing isu yang belum jelas kebenarannya. Panic buying hanya memperparah keadaan, dan bisa merugikan banyak pihak.

“Kami mengajak seluruh warga untuk tetap tenang dan menjaga ketertiban bersama,” tutup Mbak Ulfi. []

Terkini